Para peneliti Inggris menemukan bahwa mereka yang bekerja lebih dari 11 jam per hari atau lebih dari 55 jam per minggu mengalami risiko lebih tinggi. Risiko ini justru lebih sering akan dialami oleh perempuan, anak muda, dan mereka yang punya penghasilan rendah.
Studi ini dibuat berdasarkan riset pada sekitar 2.000 pekerja sipil dari berbagai sektor, penghasilan, dan jam kerja. Mereka mulai bekerja sekitar awal 1990-an dan berusia antara 35-55 tahun.
Ketika data mereka diungkap kembali enam tahun kemudian, para ilmuwan dari dua universitas dan akademi London di Finlandia menemukan adanya kaitan antara waktu lembur dan depresi. Malah, tidak hanya depresi, faktor lain seperti gaya hidup tidak sehat, pernikahan yang terancam gagal, dan tingkat tekanan kerja yang terus bertambah turut muncul.
Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :) ConversionConversion EmoticonEmoticon